Rabu, 25 Mei 2016

Dasar-dasar Sains (Mind Mapping)

BAB I
PENDAHULUAN

Gambar 1.1


Rangkuman :


            Objek pengetahuan menyangkut segala sesuatu yang diketahui, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Yang tampak dengan pancaindera relatif lebih mudah dimengerti daripada yang tidak tampak. Termasuk dalam pengetahuan yang tidak tampak adalah pengetahuan alam mikro setingkat ataom dan molekul dimana pengetahuan diperoleh dari percobaan dan analisis yang dibantu latar belakang teoritis untuk memperjelas apa yang tidak tampak tersebut.
            Pengetahuan selalu mengacu ke objek yang diketahui, dan subjek yang mengetahui, mengamati, dan keduanya mempunyai hubungan mendasar. Objek alam adalah sasaran subjek-subjek yang hendak menjelaskan mengenai alam. Pengetahuan-pengetahuan yang diamati ini dapat dibedakan pengetahuan primer dan pengetahuan sekunder. Pengetahuan primer berdasarkan pengetahuan yang didapat dari subjek yang mengetahui, sedang pengetahuan sekunder adalah pengetahuan yang disebarkan oleh subjek yang mengetahui supaya dapat dibuat acuan oleh pihak ketiga.
            Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang terstruktur dan sistematik. Ilmu pengetahuan dibentuk jika ada objek, subjek, dan ada sarana membangun struktur kumpulan pengetahuan tersebut, misalnya bahasa dan logika. Ilmu pengetahuan berada dalam lingkaran metode-aktivitas-pengetahuan yang merupakan siklus yang tidak akan berhenti dieksplorasi manusia.
            Alam merupakan sumber pengetahuan yang tidak habis digali dari masa ke masa. Interaksi dengan manusia sebagai subjek dengan kreativitasnya dalam mencari penjelasan mengenai alam sebagai objeknya akan membentuk struktur dan sistematika dalam ilmu pengetahuan alam. Adapun ciri-ciri pengetahuan yang terstruktur ini adalah objektif, metodologis, sistematis, dan universal. Langkah-langkah untuk melakukan aktivitas keilmuan adalah perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah mendasar ini telah dilakukan dari abad ke abad dan menghasilkan pengetahuan alam dan juga teknologi seperti yang kita nikmati bersama.



BAB II
PENGETAHUAN DARI WAKTU KE WAKTU

Gambar 2.1

Rangkuman :

            Pengetahuan manusia berkembang sedikit demi sedikit dan mewarnai hidup manusia dari waktu ke waktu. Akumulasi pengetahuan manusia akan alam melahirkan spesifikasi ilmu dan kajian sain menurut macam-macam kategori. Pembagian ilmu pada umumnya didasarkan pada objek kajiannya. Pembagian ilmu alam sampai saat ini juga berdasarkan pada objek kajiannya.
            Perkembangan ilmu sangat cepat dan tidak terbendung di era komputasi dan telekomunikasi. Dengan demikian alam realitas yang dipelajari manusia menjadi bertambah, yakni realitas maya yang akan mewarnai sains di masa yang akan datang. Realitas maya di zaman digital telah mewanai perkembangan sains di masa kini. Demilian pula ilmu lain di luar sains akan merasakan dampak perkembangan sains ini. Dengan demikian pengetahuan dan kajian manusia secara menyeluruh dapat berkembang ke segala arah dengan akhir yang tidak pernah dapat diduga.
            Mencermati sejarah perkembangan sains akan memberikan pemahaman baru akan proses-proses di alam  yang diteliti dan dijalankan manusia. Bermula dari kesadaran subjek akan objek, manusia tidak pernah akan berhenti mencari pengetahuan. Pengetahuan yang ada akan berkembang menjadi pengetahuan baru. Dalam lingkup kajian tertentu, pengetahuan baru dicari dengan bantuan metodologi. Objek-objek yang diteliti dari waktu ke waktu menghasilkan pengetahuan baru dan metodologi baru. Jika saat ini kita mempunyai sekian ratus cabang ilmu baru maka hal ini merupakan hasil dari usaha manusia untuk mengetahui alamnya dengan penuh kesadaran.
            Aspek kesadaran juga sangat diperlukan di saat realitas maya menjadi bahan kajian yang tidak terelakkan. Realitas maya yang disadari akan membantu para ilmuwan enentukan arah perkembangan pengetahuan tanpa menambah kerumitan yang sudah ada, dan menyebarkan hasil pengetahuan kepada masyarakat luas. Kesadaran akan tugas-tugas ilmuwan akan membantu banyak pemecahan masalah serta mencegah masalah lebih lanjut masuk ke dalam lingkaran permasalahan yang sudah ada.


BAB III
SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN ALAM

Gambar 3.1

Rangkuman :

            Alam merupakan sumber pengetahuan yang utama bagi manusia. Manusia dapat menyadari alamnya lewat pengamatan seksama yang dilanjutkan dengan mempelajari lebih jauh lagi apa yang telah diamti tersebut. Kegiatan ini menghasilkan bentuk-bentuk interaksi antara manusia dan alamnya. Di lain pihak manusia juga merupakan sumber pengetahuan sendiri akan alam. Manusia berbuat sesuatu terhadap alam dan menghasilkan pengetahuan baru setelah sekian tahap pemikiran dan perulangan perbuatan. Untuk itu sarana bahasa dan logika sangat diperlukan, antara lain untuk tujuan komunikasi antar sesama peneliti di wilayah kajian yang sama.


BAB IV
METODE ILMIAH

Gambar 4.1

Rangkuman :

            Perkembangan ilmu pengetahuan sangat tergantung pada metode yang digunakan dan bukan sekedar objeknya. Metode yang didasari pada analisis objektif mulai dari pembuatan hipotesis dan analisis hasil akan menentukan arah baru perkembangan sains baru. Yang seiring dengan langkah ini adalah didapatnya pengetahuan baru yang sebelumnya tidak terjamah pikiran manusia.
            Dalam sejarah perkembangan sains didapati secara spesifik metode abduksi yang mirip dengan metode induksi, deduksi, serta gabungan antara semua metode yang ada untuk menggali pengetahuan yang lebih lengkap mengenai alam. Masing-masing metode mempunyai kelemahan, namun dengan adanya koreksi dimana-mana, peneliti yang benar akan menghasilkan pengetahuan yang objektif pula. Biasanya rangkaian proses metodologis yang dilakukan oleh ilmuwan dalam menggali pengetahuan akan mengikuti siklus empiris tertentu dan teruji.


BAB V
PERKEMBANGAN SAINS

Gambar 5.1

Rangkuman :

            Demikianlah beberapa ahli yang memperhatikan sains dari perkembangannya dan mereka menyumbangkan pikiran serta berpendapat mengenai perkembangan sains yang mereka pikirkan di sepanjang sejarah sains. Setiap zaman mempunyai ciri khas sains sendiri, dan biasanya ditandai dengan objek yang menjadi pusat perhatian di zaman itu atau produk perkembangan sains yang sangat berpengaruh pada masyarakat di setiap zaman. Memahami bagaimana sains berkembang sangat membantu kita dalam menyikapi permasalahn yang ada saat ini, dan juga dalam menjalankan langkah-langkah ilmiah dalam masyarakat ilmiah kita sendiri.
            Dasar pencarian ilmiah dari zaman ke zaman berubah dari fakta yang diamati, ke permasalahan alam, dan kemudian ke paradigma. Sedangkan tujuan pencarian ilmiah dari zaman ke zaman bergeser dari teori dan hukum ke elaborasi paradigma modern. Adapun secara pencarian ilmiah manusia bergeser dari penggunaan fakta dan metode ilmiah, ke kritik terhadap teori mapan serta pemecahan masalah dalam paradigma mapan tertentu. Beberapa ahli yang sepanjang sejarah sains membantu merumuskan banyak konsep baru antara lain Lingkaran Wina, Popper, Kuhn, Lakatos, Feyerabend, Bachelard, dan masih banyak lagi.
            Pendapat para ahli mempunyai dasr kuat tersendiri dan dipertentangkan satu sama lain untuk menggali kekayaan proses berkembangnya sains sampai yang dapat kita sampai saat ini. Kekayaan aspek perkembangan sains membuat kita lebih sadar akan tahapan apa yang sedang kita alami dalam menjalankan sains. Dan masing-masing keadaan memerlukan penyelesaian sendiri dan metodologi sendiri. Tiap tahapan yang kita jalani merupakan bagian dari keseluruhan sejarah perkembangan sains sampai ke masa depan.


BAB VI
KEBENARAN ILMIAH
Gambar 6.1


Rangkuman :
            Sebagai ilmuwan kita harus kembali ke makna epistemologis setiap pertanyaan mengenai kebenaran. Dengan kata lain kita diharapkan selalu melihat sejarah dari pernyataan tersebut. Namun bagaimanapun juga dalam penelitian ilmiah, kebenaran ini tidak lepas dari metodologi yang digunakan, dan fakta yang diamati dan analisis yang dilakukan oleh metode ilmiah tersebut. Dalam masyarakat ilmiah diharapkan terjadi diskusi dan dinamika yang nantinya dapat saling menguji kebenaran yang diklaim oleh masing-masing pihak mengenai fakta yang dilihat dan teori yang disusun berdasarkan fakta sebatas fakta itu sendiri, namun apa yang harus dilakukan para ilmuwan saat ini sudah jauh melebihi fakta yang tampak tersebut.
            Kekeliruan merupakan bahan bahasan sendiri dalam sains. Kekeliruan dapat berasal dari berbagai sebab, baik dari pihak fakta yang diamati, metode yang digunakan, sampai instrumentasi yang menjadi alat utama para ilmuwan menurunkan kebenaran ilmiahnya. Metode statistika juga  sering digunakan untuk membantu menjelaskan ketelitian dan ketepatan pengukuran dalam sains. Hal ini sangat berhubungan dengan klaim yang diajukan oleh para ilmuwan atas data yang dikeluarkan.


BAB VII
HUKUM DAN TEORI ILMIAH


Gambar 7.1

Rangkuman :

            Hukum yang dihasilkan sifatnya netral, dapat menjelaskan alam kembali, dan dapat dipegang karena sifatnya juga lebih pasti dibandingkan dengan hipotesis. Hukum dapat dijadikan dasar untuk prediksi ilmiah.
            Di lain pihak teori merupakan kumpulan prinsip yang kuat yang menjelaskan suatu objek dan gejala alam. Namun teori masih perlu dibuktikan dan diverifikasi sampai menjadi hukum yang tangguh. Tingkat kepastian teori masih di bawah hukum ilmiah. Dalam perkembangannya banyak teori baru dihasilkan dari banyak perkembangan di dunia ilmu alam.


BAB VIII
SAINS DI MASA MENDATANG

Gambar 8.1

Rangkuman :

            Ada banyak hal menarik yang akan menjadi pusat perhatian dan kegiatan para ilmuwan dimasa depan. Seiring dengan kemajuan sains, diskusi dengan bantuan teknologi sangat membantu para ilmuwan, sehingga pemahaman manusia akan alam mengalami perubahan juga. Dengan dibantu komunikasi supercepat, globalisasi dan era informasi merupakan alam pemikiran  baru bagi manusia. Suasanapemikiran yang lebih terpusat pada informasi akan menggeser pemahaman akan alam murni seperti yang dipikirkan manusia di zaman sebelumnya.
            Sains modern juga dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahn di zaman modern seperti rusaknya lingkungan hidup dan pencarian energi alternatif. Selain itu sains sendiri bertambah dimensinya dari waktu ke waktu karena banyaknya kontak dan integrasi dengan materi di bidang kajian ilmu lainnya.


BAB IX
SAINS DI MASYARAKAT DAN ETIKA KEILMUAN

Gambar 9.1

Rangkuman :

            Ada beberapa hal yang harus dipikirkan oleh ilmuwan sains dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan dan metode dalam sains tidak dapat diterapkan secara sederhana ke dalam kehidupan sehari-hari karena banyak sekali parameter yang harus ikut dipikirkan. Beberapa kemungkinan keadaan yang dapat terjadi dalam kehidupan bernegara telah dipaparkan dan diharapkan ilmuwan dapat menempatkan posisi netral yang terbaik secara objektif.
            Di lain pihak, sebagai warga masyarakat ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial. Baik dalam sikap sebagai manusia diantara kumpulannya maupun sebagai penentu perkembangan sains dan teknologi yang berhubungan dengan masyarakat. Layanan masyarakat maupun output teknologi yang akan menjadi bagian hidup masyarakat modern hendaknya dipikirkan dalam kerangka baik dan ilmuwan ikut bertanggung jawab.

Sumber :
Wonorahardjo, S. 2011. Dasar-dasar Sains Menciptakan Masyarakat Sadar Sains. Jakarta: PT Indeks.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar